LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
DEVIASI DAN INDEKS BIAS PRISMA
MEGARIZA MARESCHA LADY RUNTUWENE
KELAS A PENDIDIKAN FISIKA
NIM:11 31 2909
SEMESTER GENAP
I.IDENTITAS PRAKTIKAN
NAMA :
Megariza.Marescha.Lady.Runtuwene
NIM :
11 31 2909
KELOMPOK : 1
JURUSAN :
Pendidikan.Fisika
TANGGAL MELAKUKAN PERCOBAAN :
13 Mei 2014
TANGGAL MEMASUKKAN LAPORAN :
20 Mei 2014
II.TUJUAN PERCOBAAN
1.Agar dapat melakukan pengukuran sudut deviasi dan sudut
deviasi minimum dengan benar dengan menggunakan alat-alat yang tersedia
2.Dengan data yang diperoleh dari pengukuran,dapat
menghitung dengan benar besarnya indeks bias bahan prisma
III.ALAT DAN BAHAN
1.PRISMA SAMA SISI 1
BUAH
2.PRISMA SAMA KAKI 1
BUAH
3.JARUM PENTUL 4
BUAH
4.BUSUR DERAJAT 1
BUAH
5.MISTAR 30 CM 1
BUAH
IV.DASAR TEORI
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau
pembelokan cahaya karena
melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Pembiasan cahaya dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut Christian Huygens (1629-1695) : “Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias.” Secara matematis dapat dirumuskan : n=c/v dimana : - n = indeks bias - c = laju cahaya dalam ruang hampa ( 3 x 108 m/s) - v = laju cahaya dalam zat Pembiasan Cahaya pada Prisma Bahan bening yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang bersudut disebut prisma. Besarnya sudut antara kedua permukaan itu disebut sudut pembias (b). Apabila seberkas cahaya masuk pada salah satu permukaan prisma, cahaya akan dibiaskan dari permukaan prisma lainnya. Karena adanya dua kali pembiasan, maka pada prisma terbentuklah sudut penyimpangan yang disebut sudut deviasi. Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan cahaya datang dengan perpanjangan cahaya bias yang meninggalkan prisma. P, Q, R, dan S menyatakan jalannya cahaya dari udara masuk ke dalam prisma kemudian meninggalkan prisma lagi.
V.JALANNYA PERCOBAAN
1.Kami meletakkan papan tripleks bulat diatas meja,kemudian
diatasnya kami letakkan sehelai kertas
2.Kemudian kami meletakkan prisma diatas kertas dan menandai
dengan pensil bidang alas prisma tersebut.Kemudian kami mengangkat dan memindahkan
prisma tersebut
3.Kami menandai titik ditengah tengah garis kiri sisi
segitiga.Kami membuat garis tegak lurus sisi tersebut tepat dititik
tersebut.Dengan menggunakan busur kami membuat sudut 35® dititik sudut tersebut
4.Kami kemudian menancapkan dua buah jarum pentul digaris
yang membuat sudut 35® terhadap garis tegak lurus,dan kami meletakkan kembali
prisma pada posisi semula.Sekarang kami mengamati dari sisi lainnya agar kedua
jarum pentul tersebut kelihatan berhimpit,dan sementara itu kami menancapkan
kembali jarum pentul ketiga dan keempat sehingga nampak keempat jarum pentul
tersebut berhimpit hingga tinggal kelihatan seperti satu jarum
5.Kemudian kami menandai kembali dengan pinsil posisi jarum
ketiga dan keempat agar garisnya menyentuh sisi prisma sebelah kanan
6.Kami kemudian memperpanjang garis tersebut agar
berpotongan dengan perpanjangan garis yang dari jarum 1 dan jarum 2,kemudian
kami mengukur sudut yang terbentuk dari
dua garis tersebut
7.Kami kemudian mengulangi langkah 3-5 dengan mengubah sudut
datang menjadi 40® 45® dan 50® dan akan lebih untuk setiap sudut datang dibuat
pada kertas yang baru
8.Kami melakukan langkah 1-6 kembali untuk jenis prisma lain
VI.HASIL PENGAMATAN
SEGITIGA SAMA SISI
SEGITIGA SAMA KAKI
(TAMBAH KERTAS BUAT COPIAN GAMBAR2 DATA MENTAH) 8 GBR
VII.PENGOLAHAN DATA
1.GRAFIK FUNGSI
![]() ![]() ![]() ![]()
50
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
35 40 45 50
.GRAFIK FUNGSI
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
35 40 45 50
2.GRAFIK SEBAGAI FUNGSI
![]()
![]() ![]()
95
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
1 2 3 4 (percobaan ke-)
GRAFIK SEBAGAI FUNGSI
![]()
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
75
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
55
50
1 2 3 4 (Perc ke-)
3.HARGA INDEKS BIAS
PRISMA
SEGITIGA
SAMA SISI
Dik :
![]() ![]()
Dit : n=……..?
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
sin
![]() ![]()
=-0,43
SEGITIGA
SAMA KAKI
Dik :
![]() ![]()
Dit : n=……..?
![]() ![]() ![]() ![]() ![]()
sin
![]() ![]()
=-0,55
VII.TEORI
KESALAHAN
CAT:
Indeks bias dan deviasi tidak ada teori kesalahan
VIII.PEMBAHASAN
Untuk
segitiga sama sisi rata-rata
![]() ![]()
Kemudian
Untuk segitiga sama kaki rata-rata
![]() ![]()
IX.KESIMPULAN
Prisma mempunyai dua bidang pembias. Apabila seberkas sinar
datang pada salahsatu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang
pembias I, akandibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II,
berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal
Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan
sinar datang mula-mula dengan sinar yang meninggalkan bidang pembias atau
pemantul.
Hubungan mengenai pembiasan yang terjadi pada cahaya yang
melalui duamedium yang berbeda dapat dijelaskan dengan Hukum Snellius:a.
Hukum Snellius I :
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat, maka
garis semulatersebut adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal di
titik biasnya, ketiga garis tersebut terletak dalam satu bidang
datar.
”Hukum Snellius II :
“Perbandingan sinus sudut datang
dengan sinus sudut bias selalu ko
nstan. Nilai
konstanta dinamakan indeks
bias.”
sinar datang pada
prisma dibiaskan atau dibelokkanmendekati garis normal
X.DAFTAR PUSTAKA
Penuntun praktikum Fisika Dasar II
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar