Polusi udara merupakan proses masuknya unsur – unsur atau zat
berbahaya ke dalam atmosfer. Unsur atau zat tersebut dapat mengganggu
kesehatan manusia dan menurunkan kualitas lingkungan. Hasilnya,
lingkungan pun menjadi rusak.
Beberapa bahan yang dapat mencemari udara di antaranya adalah
Nitrogen dioksida (NO2), Karbon Dioksida (CO2), CFC, Timah. Hydro
Carbon, Sulfur Dioksida, Karbon Monoksida, dan benda partikulat.
Aktivitas yang dilakukan manusia dapat mempengaruhi tingkat keparahan
pencemaran udara di antaranya adalah kegiatan yang dilakukan oleh
industri, kegiatan pabrik, dan kendaraan yang mengeluarkan asap.
Beberapa sumber alami juga dapat menyebabkan pencemaran udara di
antaranya adalah aktivitas gunung berapi, nitrifikasi biologi,
denitrifikasi biologi, dan kebakaran hutan.
Beberapa sumber lain yang dapat menyebabkan pencemaran udara adalah
kebocoran pada tangki klor, transportasi ammonia, uap pelarut organik,
dan gas metana dari tempat pembuangan sampah.
Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan.
Polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan menyebabkan
gejala penyakit. Gejala – gejala tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut.
Inflamasi.
Ozon maupun PM dapat menyebabkan inflamasi atau radang pada paru –
paru. Jika terjadi radang, hal ini dapat menurunkan fungsi paru – paru
pada tubuh manusia sehingga menimbulkan masalah kesehatan.
Radikal Bebas.
Pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor maupun aktivitas
manusia dapat menyebabkan stres oksidatif atau radikal bebas. Radikal
bebas menyebabkan kulit menjadi keriput dan penuaan dini.
Gangguan Sistem Imun Tubuh.
Adanya pencemaran udara menyebabkan sistem kekebalan tubuh manusia
menjadi berkurang. Jika sistem imun tubuh berkurang, tubuh menjadi lebih
mudah terserang berbagai macam penyakit.
Efek Procoagulant.
Efek procoagulant dapat mengganggu kelancaran sirkulasi darah di
dalam tubuh. Hal ini menyebabkan polutan lebih mudah menyebar ke seluruh
bagian tubuh. Contohnya adalah ultrafine PM.
Gejala yang sering muncul akibat menghirup udara yang tercemar adalah
batuk yang terus menerus, infeksi pada saluran pernapasan, dan sesak
napas. Perubahan fisiologis juga akan terlihat pada tekanan darah dan
fungsi organ paru – paru.
Dampak jangka panjang yang paling parah adalah meningkatnya resiko
kematian. Bagi wanita yang sedang hamil, polusi dapat menghambat
perkembangan dan pertumbuhan janin di dalam rahim.
Cara Mengatasi Polusi Udara.
Program Langit Biru.
Sejak bulan Agustus tahun 1996, telah dicanangkan program langit
biru. Program ini bertujuan untuk memperbaiki udara agar menjadi lebih
baik setelah mengalami pencemaran. Salah satu wujud program ini adalah
diberlakukannya program uji emisi untuk kendaraan bermotor agar polusi
yang dihasilkan sesuai dengan batas toleransi dan tidak membahayakan.
Menyediakan Cerobong Asap.
Bagi pabrik maupun industri diwajibkan untuk menyediakan cerobong
asap. Hal ini bertujuan agar asap gas hasil dari kegiatan industri tidak
mencemari udara yang ada di sekitarnya sehingga pemukiman maupun
lingkungan di sekitar pabrik tidak akan menghirup asap pabrik yang
berbahaya.
Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor.
Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan
gas buang yang dapat mengganggu kesehatan jika dihirup. Oleh sebab itu
salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengurangi kendaraan
bermotor.
Mulailah membiasakan diri untuk menggunakan kendaraan umum jika
hendak bepergian jarak jauh. Jika hanya berpegian dalam jarak dekat,
Anda bisa berjalan kaki atau naik sepeda.
Membatasi Jumlah Kendaraan Bermotor.
Jumlah kendaraan bermotor yang semakin banyak tentu menandakan bahwa
udara di lingkungan semakin tercemar karena setiap kendaraan bermotor
mengeluarkan polusi. Oleh sebab itu, jumlah kendaraan tersebut harus
dibatasi.
Kendaraan yang sudah tidak layak digunakan seperti bus-bus tua maupun
kendaraan dengan asap mengepul sebaiknya tidak boleh beroperasi untuk
mengurangi polusi udara.
Jumat, 03 Oktober 2014
ARTIKEL PERAN SERTA KENDARAAN BERMOTOR PADA POLUSI UDARA
A. Pengertian
Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk trasprotasi. Umumnya
kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam.
B. Keuntungan
dan Kerugian Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor memiliki berbagai macam keuntungan diantaranya adalah kita menjadi lebih mudah
bergerak dan mempercepat jarak tempuh dari suatu tempat ke tempat lainnya yang
berjarak cukup jauh. Tetapi, kembali lagi segala sesuatunya pasti memiliki nilai positif dan negatif. Begitupun
dengan kendaraan bermotor. Dan diantaranya kerugian yang diakibatkan oleh
kendaraan bermotor adalah kemacetan. Diperkirakan ada sekitar 11 juta kendaraan
bermotor yang melintas dijalan Jabodetabek setiap harinya. Jika dibandingkan dengan
panjang dan luas jalan yang disediakan ternayata tidaklah sebanding dengan
kendaraan yang melintasinya. Hasilnya, tentu saja kita harus mengjadapi kondisi
mengantri di jalan atau macet, dan tentunya ada waktu yang terbuang. Adapun
kerugian lainnya adalah polusi yang dikeluarkan dari asap kendaraan dan
kecelekaan lalulintas.
C.
Bagaimanakah Kendaraan Bermotor Menghasilkan Polusi?
Pembakaran didalam kendaraan bermotor dapat terjadi
apabila terdapat bahan bakar, oksigen dan proses pembakaran. Tetapi tiga cara tersebut tidak menjamin terjadinya
pembakaran sempurna. Untuk itu harus diatur jumlah oksigen atau udara dan
jumlah bahan bakar yang akan dibakar dengan perbandingan tertentu. Pembakaran
dapat sempurna jika udara dan bahan bakar dalam perbandingan yang ideal atau
campuran yang mudah terbakar dengan nyala api dan semua oksigen dan bahan bakar
terbakar tanpa sisa. Campuran bahan dan udara yang ideal adalah 15 kg udara
dengan 1 kg bensin atau 900 liter udara dengan 1 liter bensin. Tetapi dalam
prakteknya, pembakaran pada motor tidak akan pernah sempurna, maka pada gas
buang sisa hasil pembakaran selalu terdapat sisa oksigen dan bahan bakar. Dan
hasil gas buang yang lainnya adalah gas karbon monoksida (Co) dan
karbon dioksida (Co2) . Karbon dioksida (Co2) dan karbon monoksida (Co) adalah zat atau bahan yang
dapat mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan.
D.
Dampak Co dan Co2 yang dihasilkan oleh
kendaraan bermotor?
Karbon monoksida (Co) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan sukar larut dalam air. Gas
karbon
monoksida (Co) dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar yang
terjadi akibat kekurangan oksigen atau udara dari jumlah yang diperlukan. Gas
karbon monoksida (Co) ini bersifat racun bagi tubuh karena bila masuk ke dalam darah, Co dapat
bereaksi dengan Hemoglobin (Hb) untuk membentuk karboksihemoglobin (COHb). Bila
reaksi tersebut terjadi, maka kemampuan darah mengangkut
gas oksigen (O2) untuk kepentingan pembakaran dalam tubuh akan menjadi
ini diberkurang. Hal ini disebabkan kemampuan Hb untuk mengikat Co jauh lebih
besar dibandingkan kemampuan Hb untuk mengikat gas O2. Persentase gas Co sebanyak 0,3% sudah merupakan racun yang sangat
berbahaya karena apabila terhirup selama setengah jam secara terus menerus
dapat mengakibatkan kematian. Selain itu kandungan COHb dalam darah dapat mengakibatkan
terganggunya sistem urat syaraf dan fungsi tubuh pada konsentrasi rendah
(2-10%) antara lain : penampilan agak tidak normal, mempengaruhi sistem syaraf
sentral, reaksi panca indera tidak normal, benda kelihatan agak kabur,
perubahan fungsi jantung dan pulmonadi. Jika terdapat konsentrasi tinggi COHb
dalam darah (>10%) dapat mengakibatkan kematian. Pengaruh konsentrasi gas CO
di udara sampai dengan 100 ppm terhadap tanaman. Besarnya emisi gas Co untuk
mesin bensin yang menggunakan karburator berkisar antara 1,5% - 3,5% dan untuk
mesin yang menggunakan EFI (Electronic
Fuel Injection) berkisar antara 0,5% - 1,5%. Gas ini akan dihasilkan bila
karbon yang terdapat dalam bensin terbakar tidak sempurna karena kekurangan
oksigen. Hal ini terjadi apabila campuran udara dan bahan bakar
lebih gemuk dari campuran stoichiometric, dan dapat terjadi selama idliing, pada beban rendah dan output maksimum.
Karbon dioksida (Co2) adalah gas atmosfer yang
terdiri dari satu atom karbon dan dua atom oksigen. Karbondioksida merupakan
senyawa kimia yang banyak ditemukan dengan formula gas Co2 .
karbondioksida merupakan salah satu bahan pencemar di udara. Karbondioksida ditimbulkan
dari pembakaran bahan organik dengan oksigen dalamjumlah yang cukup. Gas Co2 juga
dihasilkan oleh perbagai mikroorganisme,
dan hasil pernapasan seluler. Tumbuhan menggunakan karbondioksida untuk fotosintesis, untuk membentuk
karbohidrat dan gas O2. Dampak pelepasan karbondioksida tidak dipahami
oleh semua orang karena gas tersebut tidak berbau dan bukan toksik. Konsentrasi
karbondioksida di atmosfer telah meningkat dari kira-kira 280 ppm pada abad ke
-18 (sebelum era revolusi industri) menjadi 379 ppm pada tahun 2005.
Menjelang tahun 2009 kadarnya meningkat
menjadi 700 ppm Jika cara hidup manusia terus berlangsung seperti sekarang.
Secara bandingan, planet lain seperti marikh, suhunya kira-kira 400o C
dan 90% atmosfernya adalah karbondioksida. Gas karbondioksida yang terlalau
menyebabkan udara panas di bumi terperangkap dan akhirnya suhu bumi meningkat
dan lingkungan menjadi panas. Penyusutan lapisan ozon juga menyebabkan
pemanasan global. Dampaknya adalah permukaan bumi menjadi panas, ekosistem terganggu,
banjir sering terjadi, dan juga terjadinya fenomena alam yang tidak normal.
E.
Penanggulangan Polusi Udara dari Gas Co dan Co2
Saat ini, pemanasan global telah menjadi isu global yang
semakin penting di dunia dan diketahui telah menyebabkan beberapa dampak
negatif bagi kehidupan manusia. Salah satu indikator yang digunakan dalam
menganalisis isu pemanasan global adalah bertambahnya gas rumah kaca yang
dihasilkan oleh Co dan Co2. Sejauh ini, berbagai upaya telah mulai
dilakukan oleh manusia untuk mengurangi dampak pemanasan global, seperti
program penanaman kembali (reboisasi), penghematan energi, penggunaan energi
baru dan terbarukan, dan pemanfaatan berbagai teknologi carbon capture and storage (CCS). Beberapa cara yang dapat
menanggulangi pencemaran udara oleh gas Co dan Co2 adalah reboisasi, menurunkan emisi
karbon yang dihasilkan dari kendaraan bermotor, teknologi penyerapan
karbondioksida dengan kultur fitoplankton, dan padang rumput sumber biofuel
unggulan masa depan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Proses pembakaran
didalam mesin kendaraan bermotor menghasilkan sisa-sisa pembakaran yang dapat
merugikan bagi manusia dan lingkungan. Dan salah satu zat yang dihasilkan dari
sisa pembakaran mesin kendaraan bermotor adalah gas karbon monoksida
(Co) dan karbon dioksida (Co2). Gas Co dan Co2 dapat mengakibatkan pemanasan global dan
gangguan kesehatan pada manusia. Untuk mengatasi peningkatan gas Co dan Co2
harus di lakukan penanggulangan seperti halnya reboisasi, menurunkan
emisi karbon, teknologi
penyerapan karbondioksida, padang
rumput sumber biofuel unggulan masa depan.
B.
Saran
Sebagai manusia kita perlu menjaga
keseimbangan alam dan menjaga kelestarian alam dengan ikut membantu mengurangi
gas
karbon monoksida (Co) dan
karbon dioksida (Co2). Kita sebagai aktor yang berperan dalam perkembangan
kendaraan bermotor di masa depan harus mengeluarkan ide-ide yang lebih ramah
lingkungan dalam menciptakan atau merancang kendaraan bermotor.
PENGERTIAN PENCEMARAN UDARA
Pencemaran
Lingkungan atau polusi adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu lingkungan
sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan tersebut. Menurut Undang-undang
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982, pencemaran lingkungan atau
polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Menurut
UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan
hidup yang telah ditetapkan.
Yang
dikatakan sebagai polutan adalah suatu zat atau bahan yang kadarnya melebihi
ambang batas serta berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat, sehingga
merupakan bahan pencemar lingkungan, misalnya: bahan kimia, debu, panas dan
suara. Polutan tersebut dapat menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya malah merugikan manusia dan makhluk
hidup lainnya.
Berdasarkan
lingkungan yang terkena polutan (tempat terjadinya), pencemaran lingkungan
dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
- Pencemaran air
- Pencemaran tanah
- Pencemaran udara
- Pencemaran Udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan (unsur-unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara (lingkungan).Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara diartikan sebagai keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada di udara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)
Selasa, 12 Agustus 2014
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM PENGUKURAN 2 (TUGAS ALAT UKUR)
1. Kesalahan dalam Pengukuran
Dalam pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur atau instrumen, kalian tidak mungkin mendapatkan nilai benar. Namun, selalu mempunyai ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi kesalahan umum, kesalahan sistematis, dan kesalahan acak. Berikut akan kita bahas macam-macam kesalahan tersebut.
a. Kesalahan Umum
Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang ketika mengukur termasuk dalam kesalahan umum. Kesalahan umum yaitu kesalahan yang disebabkan oleh pengamat. Kesalahan ini dapat disebabkan karena pengamat kurang terampil dalam menggunakan instrumen, posisi mata saat membaca skala yang tidak benar, dan kekeliruan dalam membaca skala. Perhatikan Gambar 1.6.
Kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan alat ukur atau instrumen disebut kesalahan sistematis. Kesalahan sistematis dapat terjadi karena:
1) Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya.
2) Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya penyesuaian pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat.
3) Kesalahan alat lainnya. Misalnya, melemahnya pegas yang digunakan pada neraca pegas sehingga dapat memengaruhi gerak jarum penunjuk.
c. Kesalahan Acak
Selain kesalahan pengamat dan alat ukur, kondisi lingkungan yang tidak menentu bisa menyebabkan kesalahan pengukuran. Kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh kondisi lingkungan disebut kesalahan acak. Misalnya, fluktuasi-fluktuasi kecil pada saat pengukuran e/m (perbandingan muatan dan massa elektron). Fluktuasi (naik turun) kecil ini bisa disebabkan oleh adanya gerak Brown molekul udara, fluktuasi tegangan baterai, dan kebisingan (noise) elektronik yang besifat acak dan sukar dikendalikan.
2. Ketidakpastian Pengukuran
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa dipastikan sempurna. Dengan kata lain, terdapat suatu ketidakpastian dalam pengukuran. Dalam penyusunan laporan hasil praktikum fisika, hasil pengukuran yang kalian lakukan harus dituliskan sebagai:
x = x0 + Δx
Keterangan:
x = hasil pengamatan
x0 = pendekatan terhadap nilai benar.
Δx = nilai ketidakpastian.
Arti dari penulisan tersebut adalah hasil pengukuran (x) yang benar berada di antara x – Δx dan x + Δx. Penentuan x0 dan Δx tergantung pada pengukuran tunggal atau pengukuran ganda atau berulang.
a. Ketidakpastian dalam Pengukuran Tunggal
Jika mengukur panjang meja dengan sebuah penggaris, kalian mungkin akan mengukurnya satu kali saja. Pengukuran yang kalian lakukan ini disebut pengukuran tunggal. Dalam pengukuran tunggal, pengganti nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran itu sendiri. Apabila kalian perhatikan, setiap alat ukur atau instrumen mempunyai skala yang berdekatan yang disebut skala terkecil. Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran tunggal diperhitungkan dari skala terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai dari ketidakpastian pada pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil pada alat ukur.
Dalam praktikum fisika, terkadang pengukuran besaran tidak cukup jika hanya dilakukan satu kali. Ada kalanya kita mengukur besaran secara berulang-ulang. Ini dilakukan untuk mendapatkan nilai terbaik dari pengukuran tersebut. Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan beberapa kali atau berulang-ulang. Dalam pengukuran berulang, pengganti nilai benar adalah nilai rata-rata dari hasil pengukuran. Jika suatu besaran fisis diukur sebanyak N kali, maka nilai rata-rata dari pengukuran tersebut dicari dengan rumus sebagai berikut.
x = Σxi/N
x = nilai rata-rata
Σxi = jumlah keseluruhan hasil pengukuran
N = jumlah pengukuran
Nilai ketidakpastian dalam pengukuran berulang dinyatakan sebagai simpangan baku, yang dapat dicari dengan rumus:
s = N-1(√(nΣxi2) – (Σxi)2) (N-1)-1
Keterangan:
s = simpangan baku.
Dengan adannya ketidakpastian dalam pengukuran , maka tingkat ketelitian hasil pengukuran dapat diligat dari ketidakpastian relatif diperoleh dari hasil bagi antara nilai ketidakpastian (∆x) dengan nilai benar dikalikan dengan rumus 100%.
Ketidakpastian relatif =[ (∆x)/x] . 100%
Ketidakpastian relatif dapat digunakan untuk mengetahui tingkat ketelitian pengukuran. Semakin kecil nilai ketidakpastian relatif makin tinggi ketelitian pengukuran
Dalam pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur atau instrumen, kalian tidak mungkin mendapatkan nilai benar. Namun, selalu mempunyai ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan dalam pengukuran dapat digolongkan menjadi kesalahan umum, kesalahan sistematis, dan kesalahan acak. Berikut akan kita bahas macam-macam kesalahan tersebut.
a. Kesalahan Umum
Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang ketika mengukur termasuk dalam kesalahan umum. Kesalahan umum yaitu kesalahan yang disebabkan oleh pengamat. Kesalahan ini dapat disebabkan karena pengamat kurang terampil dalam menggunakan instrumen, posisi mata saat membaca skala yang tidak benar, dan kekeliruan dalam membaca skala. Perhatikan Gambar 1.6.
Gambar 1.6 Posisi mata saat membaca skala yang salah dan benar.
b. Kesalahan SistematisKesalahan yang disebabkan oleh kesalahan alat ukur atau instrumen disebut kesalahan sistematis. Kesalahan sistematis dapat terjadi karena:
1) Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya.
2) Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya penyesuaian pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat.
3) Kesalahan alat lainnya. Misalnya, melemahnya pegas yang digunakan pada neraca pegas sehingga dapat memengaruhi gerak jarum penunjuk.
c. Kesalahan Acak
Selain kesalahan pengamat dan alat ukur, kondisi lingkungan yang tidak menentu bisa menyebabkan kesalahan pengukuran. Kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh kondisi lingkungan disebut kesalahan acak. Misalnya, fluktuasi-fluktuasi kecil pada saat pengukuran e/m (perbandingan muatan dan massa elektron). Fluktuasi (naik turun) kecil ini bisa disebabkan oleh adanya gerak Brown molekul udara, fluktuasi tegangan baterai, dan kebisingan (noise) elektronik yang besifat acak dan sukar dikendalikan.
2. Ketidakpastian Pengukuran
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa dipastikan sempurna. Dengan kata lain, terdapat suatu ketidakpastian dalam pengukuran. Dalam penyusunan laporan hasil praktikum fisika, hasil pengukuran yang kalian lakukan harus dituliskan sebagai:
x = x0 + Δx
Keterangan:
x = hasil pengamatan
x0 = pendekatan terhadap nilai benar.
Δx = nilai ketidakpastian.
Arti dari penulisan tersebut adalah hasil pengukuran (x) yang benar berada di antara x – Δx dan x + Δx. Penentuan x0 dan Δx tergantung pada pengukuran tunggal atau pengukuran ganda atau berulang.
a. Ketidakpastian dalam Pengukuran Tunggal
Jika mengukur panjang meja dengan sebuah penggaris, kalian mungkin akan mengukurnya satu kali saja. Pengukuran yang kalian lakukan ini disebut pengukuran tunggal. Dalam pengukuran tunggal, pengganti nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran itu sendiri. Apabila kalian perhatikan, setiap alat ukur atau instrumen mempunyai skala yang berdekatan yang disebut skala terkecil. Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran tunggal diperhitungkan dari skala terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai dari ketidakpastian pada pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil pada alat ukur.
Δx = ½ × skala terkecil
b. Ketidakpastian dalam Pengukuran BerulangDalam praktikum fisika, terkadang pengukuran besaran tidak cukup jika hanya dilakukan satu kali. Ada kalanya kita mengukur besaran secara berulang-ulang. Ini dilakukan untuk mendapatkan nilai terbaik dari pengukuran tersebut. Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan beberapa kali atau berulang-ulang. Dalam pengukuran berulang, pengganti nilai benar adalah nilai rata-rata dari hasil pengukuran. Jika suatu besaran fisis diukur sebanyak N kali, maka nilai rata-rata dari pengukuran tersebut dicari dengan rumus sebagai berikut.
x = Σxi/N
x = nilai rata-rata
Σxi = jumlah keseluruhan hasil pengukuran
N = jumlah pengukuran
Nilai ketidakpastian dalam pengukuran berulang dinyatakan sebagai simpangan baku, yang dapat dicari dengan rumus:
s = N-1(√(nΣxi2) – (Σxi)2) (N-1)-1
Keterangan:
s = simpangan baku.
Dengan adannya ketidakpastian dalam pengukuran , maka tingkat ketelitian hasil pengukuran dapat diligat dari ketidakpastian relatif diperoleh dari hasil bagi antara nilai ketidakpastian (∆x) dengan nilai benar dikalikan dengan rumus 100%.
Ketidakpastian relatif =[ (∆x)/x] . 100%
Ketidakpastian relatif dapat digunakan untuk mengetahui tingkat ketelitian pengukuran. Semakin kecil nilai ketidakpastian relatif makin tinggi ketelitian pengukuran
KESALAHAN DAPAT DIGOLONGKAN :
- KESALAHAN KASAR (MISTAKE/ BLUNDERS)
- KESLAHAN SISTEMATIK (SYSTEMATIC ERROR)
- KESLAHAN RANDOM / TAK TERDUGA (OCCIDENTAL ERROR
KESALAHAN DAPAT DIGOLONGKAN :
- KESALAHAN KASAR (MISTAKE/ BLUNDERS)
- KESLAHAN SISTEMATIK (SYSTEMATIC ERROR)
- KESLAHAN RANDOM / TAK TERDUGA (OCCIDENTAL ERROR)
SUMBER KESALAHAN
SUMBER KESALAHAN :
- SURVEYOR
- ALAT UKUR
- ALAM
1. KESALAHAN KASAR
KESALAHAN INI TERJADI KARENA :
- KURANG HATI-HATI/ GEGABAH
- KURANG PENGALAMAN / KURANG PERHATIAN
- KESALAHAN INI TIDAK BOLEH TERJADI, APABILA DIKETAHUI ADA KESALAHAN MAKA DIANJURKAN UNTUK MENGULANG KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN.
CONTOH :
– SALAH BACA
– SALAH MENCATAT
– SALAH DENGAR
UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN INI :
– PENGUKURAN LEBIH DARI SATU KALI
– PENGUKURAN DENGAN MODEL DAN TEKNIK TERTENTU
- PENGUKURAN DILAKUKAN DENGAN 2 ORANG ATAU LEBIH SESUAI TUGASNYA..
- See more at: http://belajar-teknik-sipil.blogspot.com/2010/03/kesalahan-kesalahan-dalam-pengukuran.html#sthash.lAEUaa3N.dpufKESALAHAN KESALAHAN DALAM PENGUKURAN (TUGAS ALAT UKUR)
1. Kesalahan Sistematis
Kesalahan yang pertama adalah kesalahan sistematis dimana kesalahan sistematik adalah kesalahan yang tetap terjadi. Ada beberapa faktor yang akan menyebabkan terjadinya kesalahan sistematik tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Kesalahan alat Kesalahan seperti ini misalnya seperti kesalahan kalibrasi alat dan interaksi alat dengan lingkungan yang buruk, seperti tempat penyimpanan alat.
b. Kesalahan perorangan.pribadi
Kesalahan seperti melinatkan pengguna dari alat tersebut. Misalnya pada saat membaca skala yang ditunjukkan oleh alat mata kita tidak tegak lurus dengan skala yang dibaca. Jika pembacaan skala dibaca miring maka akan menyebabkan kesalahan pembacaan hasil pembacaan mengandung kesalahan paralaks.
c. Kondisi percobaan
Kondisi percobaan tidak sama dengan kondisi saat alat di kalibrasi.
d. Teknik yang kurang sempurna
Teknologi yang diapakai dalam pengukuran atau langkah percobaan yang dialkukan terlalu sederhana, sehingga banyak faktor yang mempengaruhi percobaan tidak terukur
2. Kesalahan Tindakan pada saat percobaan
Kesalahan seperti ini kembali melibatkan perseorangan atau pribadi. Kesalahan tindakan umumnya disebabkan ketidaktelitian peneliti. Misalnya seperti mengukur waktu 8 ayunan, tidak disadari baru 7 ayunan sudah selesai.
..........................................................................................................................................................
Kesalahan yang pertama adalah kesalahan sistematis dimana kesalahan sistematik adalah kesalahan yang tetap terjadi. Ada beberapa faktor yang akan menyebabkan terjadinya kesalahan sistematik tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Kesalahan alat Kesalahan seperti ini misalnya seperti kesalahan kalibrasi alat dan interaksi alat dengan lingkungan yang buruk, seperti tempat penyimpanan alat.
b. Kesalahan perorangan.pribadi
Kesalahan seperti melinatkan pengguna dari alat tersebut. Misalnya pada saat membaca skala yang ditunjukkan oleh alat mata kita tidak tegak lurus dengan skala yang dibaca. Jika pembacaan skala dibaca miring maka akan menyebabkan kesalahan pembacaan hasil pembacaan mengandung kesalahan paralaks.
c. Kondisi percobaan
Kondisi percobaan tidak sama dengan kondisi saat alat di kalibrasi.
d. Teknik yang kurang sempurna
Teknologi yang diapakai dalam pengukuran atau langkah percobaan yang dialkukan terlalu sederhana, sehingga banyak faktor yang mempengaruhi percobaan tidak terukur
2. Kesalahan Tindakan pada saat percobaan
Kesalahan seperti ini kembali melibatkan perseorangan atau pribadi. Kesalahan tindakan umumnya disebabkan ketidaktelitian peneliti. Misalnya seperti mengukur waktu 8 ayunan, tidak disadari baru 7 ayunan sudah selesai.
..........................................................................................................................................................
KESALAHAN DAPAT DIGOLONGKAN :
- KESALAHAN KASAR (MISTAKE/ BLUNDERS)
- KESLAHAN SISTEMATIK (SYSTEMATIC ERROR)
- KESLAHAN RANDOM / TAK TERDUGA (OCCIDENTAL ERROR)
SUMBER KESALAHAN
SUMBER KESALAHAN :
- SURVEYOR
- ALAT UKUR
- ALAM
1. KESALAHAN KASAR
KESALAHAN INI TERJADI KARENA :
- KURANG HATI-HATI/ GEGABAH
- KURANG PENGALAMAN / KURANG PERHATIAN
- KESALAHAN INI TIDAK BOLEH TERJADI, APABILA DIKETAHUI ADA KESALAHAN MAKA DIANJURKAN UNTUK MENGULANG KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN.
CONTOH :
– SALAH BACA
– SALAH MENCATAT
– SALAH DENGAR
UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN INI :
– PENGUKURAN LEBIH DARI SATU KALI
– PENGUKURAN DENGAN MODEL DAN TEKNIK TERTENTU
- PENGUKURAN DILAKUKAN DENGAN 2 ORANG ATAU LEBIH SESUAI TUGASNYA..
- See more at: http://belajar-teknik-sipil.blogspot.com/2010/03/kesalahan-kesalahan-dalam-pengukuran.html#sthash.lAEUaa3N.dpuf
KESALAHAN DAPAT DIGOLONGKAN :
- KESALAHAN KASAR (MISTAKE/ BLUNDERS)
- KESLAHAN SISTEMATIK (SYSTEMATIC ERROR)
- KESLAHAN RANDOM / TAK TERDUGA (OCCIDENTAL ERROR)
SUMBER KESALAHAN
SUMBER KESALAHAN :
- SURVEYOR
- ALAT UKUR
- ALAM
1. KESALAHAN KASAR
KESALAHAN INI TERJADI KARENA :
- KURANG HATI-HATI/ GEGABAH
- KURANG PENGALAMAN / KURANG PERHATIAN
- KESALAHAN INI TIDAK BOLEH TERJADI, APABILA DIKETAHUI ADA KESALAHAN MAKA DIANJURKAN UNTUK MENGULANG KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN.
CONTOH :
– SALAH BACA
– SALAH MENCATAT
– SALAH DENGAR
UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN INI :
– PENGUKURAN LEBIH DARI SATU KALI
– PENGUKURAN DENGAN MODEL DAN TEKNIK TERTENTU
- PENGUKURAN DILAKUKAN DENGAN 2 ORANG ATAU LEBIH SESUAI TUGASNYA..
- See more at: http://belajar-teknik-sipil.blogspot.com/2010/03/kesalahan-kesalahan-dalam-pengukuran.html#sthash.lAEUaa3N.dpufDEFINISI PENGUKURAN (TUGAS ALAT UKUR)
- DEFINISI
- I. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.
- II. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi.
- III. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Mengukur panjang meja dengan pensil.
Panjang pensil digunakan sebagai satuan.
Hasil : panjang meja = 5 pensil.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka.
Satuan adalah pembagi dalam suatu pengukuran.
Satuan baku adalah satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua pengukuran.
Satuan tidak baku adalah satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil tidak sama untuk orang yang berlainan.
- Pengukuran adalah proses pemberian angka- angka atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan pengukuran.
- V. Dalam ilmu pengetahuan, pengukuran adalah proses mendapatkan besarnya suatu kuantitas, seperti panjang atau massa, relatif ke unit pengukuran, seperti meter atau satu kilogram. Sebuah pengukuran menjawab pertanyaan umum, “berapa banyak?”, Seperti dalam berapa kilometer, atau milimeter, atau gigahertz. Seperti pengukuran pada dasarnya adalah tentang penghitungan, pengukuran dilakukan dalam jumlah dan kuantitatif, dibandingkan dengan lain pengamatan yang mungkin dibuat dalam kata-kata dan kualitatif. Istilah pengukuran juga dapat digunakan untuk mengacu ke hasil spesifik yang diperoleh dari proses pengukuran.
- Dalam fisika
Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur modern.
Sabtu, 02 Agustus 2014
Kamis, 05 Juni 2014
UJIAN SMESTER KAJIAN FISIKA (RPP BESARAN DAN SATUAN)
Rencana pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Satuan Pendidikan :
Mata pelajaran :
IPA
Kelas/semester :
VII/II
A.KOMPETENSI INTI
1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,tanggung
jawab,peduli (toleransi,gotong royong),santun,percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dalam lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3.Memahami pengetahuan (factual,konseptual dan procedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya terhadap ilmu pengetahuan dan tekhnologi ,seni
budaya terkait kejadian fenomena yang tampak mata
B.KOMPETENSI DASAR
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang aspek fisik dan kimiawi,kehidupan dalam ekosistem dan peranan manusia
dalam lingkungan serta mewujudkannya
dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1.Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin
tahu;objektif;jujur;teliti;cermat;tekun;hati-hati;bertanggung
jawab;terbuka;kritis;kreatif;inovatif dan peduli lingkungan ) dalam aktifitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
pengamatan,percobaan dan berdiskusi.
2.2.Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktifitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.1.Memahami konsep pengukuran besaran yang ada pada
diri,makhluk hidup,dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian dari hasil
observasi,serta pentingnya perumusan satuan terstandard(baku) dalam pengukuran
C.INDIKATOR
1.Mampu menjelaskan pengertian dari besaran
2.Memahami pembagian dari besaran
3.Mampu menjelaskan dan memberikan contoh tentang besaran
pokok dan besaran turunan
D.TUJUAN PEMBELAJARAN
1.Siswa mampu menjelaskan pengertian dari besaran
2.Siswa mampu menjelaskan pembagian dari besaran
3.Siswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh tentang
besaran pokok dan besaran turunan
E.ALOKASI WAKTU
1 Jam pelajaran
F.METODE PEMBELAJARAN
1.Scientific approach
G.MATERI
1.Pengertian besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan hasil ukurannya
dapat dinyatakan dengan angka
2.Pembagian besaran
Besaran terbagi atas 2:
a.Besaran pokok
b.Besaran turunan’
3.Pengertian besaran pokok dan turunan serta variannya
a.Besaran pokok adalah besaran utama
terdiri atas:
#Panjang(km,hm,dam,m,dm,cm,mm)
#Panjang(km,hm,dam,m,dm,cm,mm)
#Massa(kg,hg dag,g,dg,cg,mg)
#Waktu(Jam,menit,detik)
#Kuat arus (ampere)
#Suhu(Kelvin)
#Intensitas cahaya(candela)
#Jumlah Zat (mole)
b.besaran turuanan adalah besaran yang diturunkan dari dua
atau lebih besaran pokok
besaran turunan
terdiri atas :
#Luas(m2)
#Volume(m3)
#Percepatan(2)
#Massa Jenis (kg/m3)
H.LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan awal
|
|
|
HALYANG INGIN DIKEMBANGKAN
|
|
|
NO
|
KEGIATAN BELAJAR
|
ALOKASI WAKTU
|
ASPEK KOGNITIF
|
ASPEK PSIKOMOTOR
|
ASPEK AFEKTIF
|
1
|
APERSEPSI
|
|
|
|
|
2
|
MOTIVASI
|
|
|
|
|
KEGIATAN INTI
1
|
Mengamati /mengumpulkan data tentang besaran
|
|
|
|
|
2
|
Menanya dan mengolah
|
|
|
|
|
3
|
Menduga,menalar dan menyimpulkan tentang besaran
|
|
|
|
|
4
|
Menyajikan mempertahankan dan konfirmasi
|
|
|
|
|
KEGIATAN AKHIR
1
|
Refleksi
|
|
|
|
|
2
|
Tugas diluar tatap muka
|
|
|
|
|
|
a.Tugas terstruktur
|
|
|
|
|
|
b.tugas mandiri
|
|
|
|
|
I.ALAT /SUMBER BELAJAR
1.BUKU PANDUAN YANG RELEVAN
2.MEDIA ELEKTRONIKA DAN TELEKOMUNIKASI
J.PENILAIAN
LEMBAR KERJA
PORTOFOLIO
Kepala sekolah Guru
mata pelajaran
Prof.Dr.Megariza.Marescha.Lady.Runtuwene,Mpd
Langganan:
Postingan (Atom)
COVID-19 SUDAH DI RENCANAKAN? TERBUKTI DENGAN KEHADIRAN ORANG2 TANPA IDENTITAS TAHUN 2018?
Saya sudah mengangkat kehadiran orang2 tanpa identitas yang masuk ke rumah kami secara misterius mengaku datang dari 3 daerah beda, ayah ib...
-
https://manado.tribunnews.com/2019/09/14/kota-tinutuan-satu-dalam-harmoni-nkri
-
TUGAS PENDAHULUAN KISI DIFRAKSI 1.APA YANG DIMAKSUD DENGAN CAHAYA MONOKROMATIK DAN CAHAYA POLIKROMATIK? JAWAB: Cahaya polikromati...